Infopalestina: Setahun berlalu penyanderaan serdadu Israel Gilad Shalit oleh para pejuang Brigade al Qassam sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas media Israel menurunkan laporan khusus terkait kondisi Shalit. Seperti laporan secara panjang lebar yang disiarkan televisi chanel 2 Israel oleh korespondennya di Gaza Sulaiman Syafii serdadu Israel yang disandera para pejuang Palestina dalam operasi yang diberi nama “al wahm al mutabadid” ini dilaporkan saat ini berada di ruangan bawah tanah sedalam 15 meter untuk mengantisipasi adanya serangan yang mungkin dilakukan oleh militer Zionis Israel.
Berdasarkan sumber-sumber di gerakan Hamas koresponden chanel 2 Israel melaporkan dua penyandera Shalit keduanya adalah pejuang dari geakan Hamas bergantian menjaga korban setiap dua pekan dan memberikan kebutuhan makan kepadanya. Keduanya tidak memiliki alat kominikasi apapun guna menghindari penyadapan yang dilakukan dinas intelijen dalam negeri Israel Shabak. Lebih dari itu kedua pejuangan Hamas ini hidup secara terpisah secara total dengan dunia luar.
Menurut koresponden Sulaiman Syafii Shalit telah meminta kepada kedua penyanderanya untuk belajar bahasa Arab dan permintaan itu dipenuhi. Dan kini dia sudah mulai berbicara dengan beberapa ungkapan bahasa Arab. Sementara keduanya meminta Shalit mau mengajari bahasa Ibrani.
Laporan ini memaparkan Shalit sebelumnya menderita sakit di matanya. Sehingga Hamas harus menghadirkan dokter khusus anggota gerakan. Hamas mengirim dokter ke lokasi persembunyian pada gelap malam untuk memberikan pengobatan. Keluarga korban pernah mengirim kacamata medis melalui Palang Merah Internasional namun ditolak oleh para penyandera untuk disampaikan kepada Shalit karena alasan keamanan. Sebagai gantinya Hamas membelikan sendiri kaca mata untuk Shalit.
Dalam laporan chanel 2 Israel tersebut seorang pengamat Israel untuk urusan Arab Ehud Ya’ary menyatakan bahwa pertukaran Shalit di tengah-tengah kondisi seperti sekarang ini yang menuntut dilakukan meningkatkan blokade politik terhadap gerakan Hamas bisa jadi membuat mundur proses pertukaran jauh ke belakang. Dia menjelaskan elemen-elemen Hamas yang telah menguasai dinas keamanan Palestina di Jalur Gaza kini telah menemukan dokumen-dokumen keamanan khusus terkait dengan pencarian posisi Shalit. Dokumen-dokumen ini menunjukan kesungguhan dinas keamanan Palestina (sebelum dikuasai Hamas) untuk mencari dan menemukan serdadu Gilad Shalit kemudian diserahkan kepada militer Zionis Israel.
Seperti telah diketahui setelah gerakan Hamas menguasai wilayah Jalur Gaza dan menduduki markas-markas keamanan di sana ribuan dokumen keamanan berhasil di amankan pihak Hamas. Dokuemen-dokumen ini mengungkap banyak bukti skandal yang dilakukan sejumlah elemen dan pimpinan dinas keamanan Palestina termasuk kerjasama langsung dengan pihak intelijen Zionis Israel.
Siaran chanel 2 Israel ini juga melaporkan tanggapan keluarga 3 korban serdadu Israel yang disandera oleh Hizbullah di Libanon dan Gerakan Hamas di Jalur Gaza. Mereka menuduh pemerintah Zionis Israel kurang memberikan perhatian dan waktu yang cukup untuk pembebasan anak-anak mereka. Kemarahan keluarga korban ini menyusul aksi turun jalan yang dilakukan para pengendara sepeda untuk menujukan solidaritasnya kepada ketiga korban. Lebih dari 5000 pengendara sepeda turut serta dalam aksi mengecam rezim penjajah Israel ini.
Dalam kecamancan keluarga korban menyatakan bahwa setelah setahun penyaderaan anak-anak mereka pihaknya tidak memiliki informasi yang sungguh-sungguh atau jejak kehidupan anak-anak mereka. Namun yang dimiliki adalah informasi yang tidak pernah berubah sejak ketiga korban disandera. Mereka menegaskan dua Ehud Barak dan Olmert bermain-main dengan Hasan Nasrullah sekjen Hizbullah Libanon. Aksi demi ini menurutnya adalah tuntutan mayoritas rakyat agar keduanya “melakukan sesuatu” untuk pembebasan anak-anak mereka.
Radio militer Israel telah mengungkap laporan rahasia dinas keamanan Israel yang menegaskan adanya informasi tertentu dari dinas intelijen Israel seputar aksi “al Wahm al Mutabadid” yang mengakibatkan tersanderanya serdadu Gilad Shalit. Dinas keamanan mengakui bahwa para pejuang Palestina meskipun banyak kesatuan militer disebar berhasi melakukan penyusupan ke markas militer Israel melalui rencana matang sehingga berhasil membunuh dua orang serdadu Israel dan menyandera Shalit.
Laporan radio Israel ini mengatakan “Sebelum pelaksanaan aksi (serangan ke markas Israel) pasukan militer Israel menculik dua orang pejuang Hamas dan melakukan interogasi pada keduanya. Dari interogasi tersebut didapat informasi yang kemudian dikirim ke dinas keamanan bahwa di sana ada ancaman serius dari para pejuang Palestina melakukan penyusupan ke marks-markas militer Israel melalui terowongan bawa tanah untuk menyandera serdadu Israel yang bertugas di markas-markas militer di kawasan Jalur Gaza. Namun dinas keamanan Israel meremehkan informasi tersebut.”
Senin (25/06/07) Brgade Izzuddin al Qassam sayap militer Hamas mempublikasikan rekaman video dan suara Gilad Shalit untuk pertama kalinya sejak disandera 25 Juni 2006 lalu. Dalam rekaman tersebut Shalit menyatakan penyelesalannya karena pemerintah Israel tidak bekerja seperti yang diinginkan untuk membebaskan dirinya. “Seharusnya mereka mengabulkan tuntutan-tuntutan pejuang Palestina. Apalagi saya ditahan dalam tugas militer dan bukan berdagang narkoba. Harapan saya pemerintah saya mengabulkan tuntutan para pejuang perlawanan Palestina” tuturnya Shalit yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa Arab.
“Saya membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit karena kondisi kesehatan saya menurun dan saya menyayangkan pemerintah dan militer Israel tidak mengabulkan permintaah Brigade al Qassam” imbuhnya.
Menyusul publikasi ini para pengamat Israel menyatakan bahwa rekaman ini merupakan bukti Shalit masih hidup di tempat penyanderaan faksi-faksi perlawanan Palestina meski sudah setahun lewat disandera. (seto)