Sat 10-May-2025

Haneya : Menutup Pintu Dialog Kuatkan Tekanan Asing Pada Palestina

Senin 25-Juni-2007

Infopalestina-Gaza : Perdana Menteri Palestina yang dicopot Ismael Haneya menegaskan tidak ada alternatif lain kecuali dialog dengan rakyat Palestina. Menutup pintu dialog berarti memperkuat tekanan asing terhadap Palestina dan ini tidak akan memberikan apa-apa ungkapnya.

Dalam pidatonya di depan para pakar budayawan politisi dan praktisi media kemarin Ahad (24/6) di Pusat Kebudayaan Rasyad Show di Gaza Haneya menampik ungkapan sejumlah orang bahwa Hamas ingin mendirikan pemerintahan sendiri di Gaza setelah sayap militernya menguasai penuh kota tersebut. Hamas tetap berpegang teguh pada persatuan nasional secara geografis dan demografis. Jauh dari ide membentuk negara kecil di Gaza. Pihaknya masih tetap memperjuankan kemerdekaan Negara Palestina perbatasan tahun 1967 sebagai langkah periodik.

Haneya menegaskan “Kami tidak pernah mengajak siapapun untuk mendirikan negara di Jalur Gaza. Gaza adalah bagian yang tak terpisahkan dari seluruh wilayah Palestina yang dijajah Israel. Tuduhan pendirian negara kecil di Gaza adalah propaganda Israel untuk menyebarkan ketakutan di sebagian rakyat Palestina.

Setelah kemenangan Hamas dalam pemilu parlemen tahun lalu gerakan ini terus menerus mendapatkan kepedihan dan penderitaan akibat kezaliman yang dilakukan pihak asing maupun dalam negeri yang tidak suka dengan kemenangan Hamas. Mereka berusaha mengkudeta hasil pemilu dan menggagalkan semua program politik Hamas di Palestina. Mereka lakukan segala cara walau harus ditebus dengan harga yang sangat mahal yaitu terjadinya pertumpahan darah antar sesama rakyat Palestina ungkap Haneya.

Haneya melanjutkan masalah sebenarnya bukan antara dirinya dengan presiden Abbas atau antara Hamas dan Fatah terutama setelah kesepakatan Makkah. Namun problem sebenarnya adalah antara kami pihak pemenang pemilu dengan kelompok aliran kecil di dalam tubuh Fatah yang mendapat dukungan dari pihak asing dan berkuasa di partai tersebut yang ingin mengkudeta institusi Palestina.

Paska kemenangan Hamas justru kekuasaanya dirongrong kewenanganya dipreteli dan ditekan dengan membekukan sejumlah bantuan luar negeri dan pajak Palestina untuk menjatuhkan pemerintahan Hamas.

Kelompok aliran kudeta yang bekerja untuk Amerika ini masuk pada semua kesepakatan Fatah dan Hamas terutama kesepkatan Makkah yang melahirkan deklarasi Makkah. Mereka membuat kesepakatan Makkah sebagai gencatan senjata secara bertahap bukan sebagai kesepakatan tetap. Mereka juga berusaha mempreteli empat agenda kesepakatan terutama masalah PLO dan koalisi politik tukas Haneya.

Terkait dengan kondisi saat ini Haneya menegaskan tidak ada alternatif lain bagi masalah ini kecuali dialog tidak sebagai mayoritas ataupun sebagai minoritas semua harus terbingkai dalam persatuan nasional Palestina. Ia menekankan pentingnya persatuan rakyat di Gaza di Tepi Barat maupun warga Palestina di wilayah jajahan 1948. Ia mengajak semua elemen untuk berdialog dalam rangka membentuk pemerintahan persatuan nasional atas dasar rekonsiliasi nasional serta komitmen terhadap semua kesepakatan Makkah dan kembali membentuk lembaga keamanan atas asas kepentingan nasional.

Dalam pada itu perdana menteri Palestina yang dilengserkan Mahmud Abbas ini menekankan bahwa dinas keamanan Palestina berikut kantor-kantornya tidak mesti keluar dari lingkaran pemerintahan tetapi harus dibangun atas dasar kepentingan nasional. Semua rakyat harus mendapatkan pengamanan ungkapnya. Ia meminta apa yang terjadi di Tepi Barat berupa penganiayaan terhadap rakyat segera dihentikan. Ia menegaskan pentingnya penyatuan komando dan operasi.

Di samping itu Haneya menyambut baik keputusan Liga Arab yang telah membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk sejumlah kasus dalam negeri. Pihaknya menyatakan kesiapanya untuk bekerja sama dengan lembaga baru ini dan akan membantu segala apa yang diperlukan demi kelancaran tugas lembaga tersebut. Namun Haneya meminta lembaga ini harus bersih dari intervensi asing.

Dalam kaitan ini Haneya menampik isu-isu terpengaruhnya hubungan Hamas dengan kekuatan regional. Ia mengatakan “Kami tidak pernah menganggap enteng siapapun. Hubungan kami dengan semuanya berjalan baik. Adapun keputusan politik kami adalah milik kita semua akan tetapi mungkin agak terimbas dengan strategi politik kami dengan bangsa Arab dan Islam.” Oleh karena itu Haneya merasa bangga atas hubungan yang selama ini dibina dengan Negara Negara tetangga seperti Iran Arab Saudi Qatar dan Suriah.

Haneya yang berbicara ditengah tepuk riuh para peserta mengatakan pemerintah Amerika dan Israel tidak akan pernah memberikan hak-hak bangsa Palestina melalui meja-meja perundingan. Hak-hak bangsa Palestina hanya akan diperoleh dengan perlawanan. Oleh karena itu ia menyayangkan terjadinya pertemuan gabungan antara Palestina Israel dan Arab akhir-akhir ini.

Haneya mengingatkan pihak kepresidenan dan negara tetangga Arab atas konsekwensi dibalik pertemuan tersebut yang katanya dalam rangka mecari solusi bersama mengatasi kemelut Palestina saat ini. Ia mengatakan pertemuan itu hanya main-main tidak sungguh-sungguh.

Haneya menyebutkan kontradiksi antara presiden dan rakyat Palestina berikut faksi-faksi yang ada akan terus berlangsung demikian juga dengan musuh Israel. Konflik dalam negeri atau pertempuran dengan pihak luar (Israel) tidak bisa mempengaruhi kebijakan politik kami.

Peran Israel dalam krisis dalam negeri Palestina melalui embargo serta kolusi yang dilakukan terhadap pemerintahan di Tepi Barat adalah dalam rangka memperdalam dan memperluas krisis selama ini dan agar Israel jauh dari target serangan kelompok perlawanan di Tepi Barat maupun Jalur Gaza.

Haneya menegaskan hal ini pada rakyat Palestina di Jalur Gaza bahwa embargo di Gaza tidak akan lama. Keamanan akan segera tercipta. Siapapun tidak akan dizalimi. Kami akan mengawal undang-undang itulah tujuan kami. Namun hal ini tidak ada kaitanya dengan pengampunan umum. Kami tidak akan membiarkan para pedagang kematian (perusuh) berkeliaran di Gaza.

Kami tidak terima bila rakyat kami terganggu kehidupanya. Oleh karena itu kami akan berusaha sekuat tenaga agar para pegawai mendapatkan gajinya sesuai dengan haknya. Kami akan mementingkan kemaslahatan nasional di antara faksi-faksi dan keluarga besar Palestina disamping mencari solusi bagi masalah Palestina dengan memperkuat kekelurgaan dan persaudaraan.

Haneya melanjutkan pajak yang ditahan Israel adalah hak legal bangsa Palestina. Kami akan pastikan bahwa uang ini tidak dipakai untuk propaganda politik. Uang ini harus sampai kepada semua rakyat Palestina tanpa diskriminatif.

Di sisi lain Haneya memuji situasi kondusif di Gaza saat ini setelah sekian lama penduduk Gaza tidak merasakanya. Haneya menyatakan kondisi ini tidak boleh dirasakan hanya oleh penduduk Gaza saja tetapi juga harus dirasakan oleh warga Tepi Barat.

Pada kesempatan ini juga Haneya meminta wartawan Inggris Allan Johnston segera dibebaskan. Ia mengatakan penangkapan ini tidak akan membantu Islam bahkan akan memperburuk masalah Palestina. Wartawan itu harus segera dibebaskan dan dimaafkan. Kita harus komitmen dengan kode etik dalam menerima tamu. Sebab dia dalah tamu bangsa Palestina. Kita tidak boleh memperlama penahanan ini.

Adapun terkait dengan isu yang menyebar tentang upaya pembunuhan terhadap Presiden Abbas Haneya menegaskan tidak ada dalam kamus kami ataupun strategi politik kami untuk membunuh kalangan politisi. Ia menegaskan upaya pembunuhan terhadap Abbas tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi. Yang tampak dalam video yang diklaim sebagai bukti upaya Hamas dalam membunuh Abbas adalah bohong. Yang ada adalah gambar sejumlah pemuda yang sedang menggali terowongan di wilayah penjajahan dan itu terjadi sejak delapan bulan yang lalu di bagian Utara Gaza. Tidak ada kaitannya dengan Mahmud Abbas. Kami adalah bangsa yang memegang prinsip kami menghormati perjanjian. Kami tidak pernah melanggar perjanjian apapun. Kami yakinkan bahwa masalah ini tidak benar sama sekali.

Justru Haneya mempertanyakan kenapa orang-orang mempertanyakan kaset video ini yang jelas-jelas diketahui tidak benar. Namun mereka tidak pernah mempersoalkan tiga kali upaya pembunuhan yang benar-benar terjadi terhadap perdana menteri Palestina. Penembakan terhadap pemerintahan yang lalu upaya pembunuhan terhadap mendagri yang lalu (Said Shiyam) serta peroketan terhadap rumah Mahmud Zehar.

Kemudian Haneya membuka kedok misi yang dilancarkan presiden Palestina Mahmud Abbas dalam memperlemah pemerintahan persatuan nasional melalui pertemuan-pertemuan rahasia. Juga tentang langkah Abbas yang memberikan informasi kepada Israel yang mengakibatkan ditangkapnya sejumlah pemimpin Hamas. (asy)

Tautan Pendek:

Copied