Infopalestina – Beirut Usamah Hamdan pemimpin Hamas di Lebanon menanggapi pidato panjang yang mengecam Hamas yang disampaikan oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas kemarin malam Rabu (206) sebagai lelucon. Ia menambahkan bahwa isi pidato Abbas itu penuh dengan “kisah-kisah bohong dan isu belaka serta tidak sesuai dengan kapasitasnya dia sebagai seorang pemimpin.”
“Tidak layak (itu disampaikan) oleh seorang pemimpin bangsa dan ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) seperti Mahmud Abbas yang menutup dialog dengan sebuah kelompok yang ia sendiri tahu seberapa besarnya kelompok itu di tengah masyarakat Palestina. Semua itu ia lakukan demi untuk bisa bertemu dengan PM Israel Ehud Olmert atau salah satu dari pemimpin Zionis Israel saja” tegas Hamdan seperti yang dilaporkan koresponden infopalestina di Beirtu Lebanon.
Ia menambahkan “Pembicaraan soal tertutupnya dialog (seperti yang diumumkan Abbas) adalah bukti akan rasa takut dan ketidakmampuan menghadapi dikte-dikte Amerika. Abbas takut akan adanya tim pencarian fakta (TPF) yang telah diputuskan oleh pihak Liga Arab.” Pada saat yang sama Hamdan juga menegaskan bahwa “memutus dialog dengan Hamas adalah bentuk tunduk kepada tekanan-tekanan Amerika dan Zionis
Ia mencoba membandingkan antara pidato kepala Biro Politik Hamas Khaled Mishal yang jelas-jelas mengajak dialog terbuka dengan pidato Abbas yang jelas-jelas memutus kontak dengan Hamas walaupun harus dibayar dengan mahal. Hamdan sendiri menekankan sikap gerakannya yang tetap komitmen untuk dialog Palestina-Palestina.
Pemimpin Hamas di Lebanon itu menjelaskan bahwa Hamas akan menyambut baik apa yang dihasilkan dari TPF “Bahkan nanti akan banyak terungkap hal-hal yang belum pernah kami ungkap sebelumnya.” Ia menegaskan kembali bahwa gerakannya tidak bisa menerima syarat-syarat yang memojokkan rakyat “Kami adalah bagian besar dari rakyat Palestina. Tak ada seorangpun yang bisa mencoret kami baik itu melalui keputusan intenal atau eksternal. Apatah lagi itu adalah keputusan Amerika Zionis Israel” tandas Hamdan.
Hamdan lagi-lagi meragukan akan motivasi yang mendorong Abbas untuk merubah undang-undang pemilu Palestina. “Keinginan Abbas untuk merubah undang-undang pemilu itu adalah bahwa penyebab krisis selama ini adalah datang dari orang yang tidak disukai oleh Amerika yaitu Hamas. Sebuah gerakan yang ingin memerdekakan semua wilayah jajahan yang dijajah oleh Zionis
Lanjut Hamdan “Abbas ingin memisahkan Gaza dari Tepi Barat dengan meminta pihak Zionis Israel memutus suplay gas air dan listrik dari Jalur Gaza. Tapi kami tegaskan bahwa kami tetap komit tentang kesatuan tanah air kami dari laut hingga darat. Kami tidak terima dengan tuduhan-tuduhan murahan yang menuduh kami berada dibalik ini semua (pembagian
Masih lanjut Hamdan “Kami tegaskan sekali lagi bahwa apa yang tejadi di
Tentang tuduhan Abbas kepada Hamas yang berencana ingin membunuhnya dengan bukti kaset rekaman Hamdan menjelaskan”Cerita rekaman kaset itu diawali ketika Abbas menelepon Khalid Mishal dan menyampaikannya tentang kaset tersebut. Di awal Mishal telah jelaskan bahwa kaset itu bisa saja rekayasa dan meminta kepada Abbas rekamannya. Dan hingga kini rekaman kaset itu belum diterima Mishal. “Kenapa hingga sekarang rekaman kaset itu belum dikirim atau memang sejatinya kaset ada atau tidak?” kata Hamdan sambil bertanya-tanya. “Persoalan kaset itu adalah upaya untuk menjustifikasi akan berakhirnya kesepakatan Mekkah antara Hamas dan Fatah.” Tambahnya yakin.
Hamdan juga mengingatkan kepada Abbas bahwa Hamas menang dalam pemilu dan telah membentuk pemerintahan. Kemudian membentuk pemerintahan persatuan nasional dengan pihak Fatah. “Selama satu tahun setengah senjata-senjata pasukan Abbas diarahkan kepada pemerintahan ini. Kemudian ia berbohong dan mengatakan bahwa pemerintahan (bentukan Hamas) inilah yang diarahkan kepada lembaga yang legal seperti presiden” tandas pemimpin Hamas itu. (AMRais)