Infopalestina-Gaza: Kondisi Jalur Gaza kini tampak sangat aman dan damai. Pemandangan ini belum pernah terjadi sejak 13 tahun lamanya. Hal ini ditegaskan mantan Menlu Palestina Dr. Mahmud Zehar Selasa (19/06). Dia menegaskan Hamas akan melakukan penataan dinas keamanan di Jalur Gaza.
”Gerakan (Hamas) ingin melakukan penataan dinas intelijen Palestina dan tidak ingin adanya keamanan yang memiliki citra buruk di Gaza” tegasnya. Zehar mengatakan ”Markas-markas keamanan gerakan Fatah di Jalur Gaza masih tetap ada. Kami tidak menguasainya. Keamanan dan kepolisian masih bekerja. Kami akan segera menata kondisi keamanan dari sekarang.”
Zehar menambahkan ”Ada kekuatan-kekuatan di dalam gerakan Fatah di Jalur Gaza yang menuntut agar para tokoh yang mengakibatkan hancurnya gerakan diadilan terutama Muhammad Dahlan. Dan memberikan hukuman yang sebarat-beratnya kepada mereka. Kami dalam gerakan Hamas mendukung kelompok ini.”
Mengenai kondisi keamanan di Jalur Gaza Zehar menegaskan ”Tingkat keamanan di Jalur Gaza sangat tentang. Kondisi ini belum pernah ada sejak tahun 1994.” Dia menegaskan semua perlintasan dan penyeberangan sudah dibuka. Barang bahan makan dan BBM sudah mulai masuk Jalur Gaza. Semua kebutuhan rakyat Palestina sampai ke mereka. Kami memiliki listrik dan air. Gerbang penyeberangan Rafah sudah dibuka dan akan dilakukan penataan bersana pemantau Eropa.”
Hal sebaliknya tegas Zehar terjadi di Tepi Barat. ”Saat ini tengah terjadi kekacaua keamanan dan chaos. Terjadi aksi-aksi balas dendam terhadap pendukung gerakan Hamas di Tepi Barat. Bila hal ini terus berlanjut maka para pendukung gerakan Hamas di Tepi Barat akan melakukan pembelaan diri.” Dia menegaskan ”Saat ini ada arus kuat dalam gerakan Fatah di Tepi Barat yang tidak menginginkan memindahkan apa yang terjadi di Jalur Gaza ke wilayah Tepi Barat. Mereka tidak ingin Dahlan dan kawan-kawannya menguasai Fatah.”
Zehar mengatakan ”Semua anggota Fatah dan dinas keamanan yang sempat ditahan telah dibebaskan sebagai wujud perhormatan kami kepada pihak Mesir dan utudan keamanannya.” Hamas tidak pernah menaruh dendam kepada siapa saja.
Zehar menegaskan bahwa krisis yang terjadi saat ini antara gerakan Hamas dan Fatah hanya ada satu dari dua jalan tidak ada yang ketiga. ”Kembali lagi ke dialog antara kedua gerakan dan penyatuan barisan atau melanjutkan situasi seperti apa yang terjadi saat ini dan menahbiskan pembagian antara rakyat dan tanah Palestina” jelas Zehar.
Dia menyatakan kondisi terakhir ini menjadi tanggung jawab Presiden Abbas akibat keputusan ilegal yang dia keluarkan. ”Cara keluar dari krisis ini tidak akan bisa kecuali kesepakatan antara gerakan Fatah dan Hamas. Mahmud Abbas harus membatalkan keputusan yang telah diambil dan akibat dari keputusan tersebut serta mengakui realitas baru di tanah Palestina sebelum melakukan pertemuan.” (seto)