Mon 5-May-2025

Mengenang 40 Tahun Penjajahan Al-Quds

Rabu 20-Juni-2007

Kenapa Israel menghalangi konfrensi Palestina di Al-Quds untuk memperigati 40 tahun dijajahnya Al-Quds oleh Israel ?

Apakah larangan ini berkaitan dengan Tembok Rasial yang mereka dirikan ? agar mereka bisa menyembunyikanya dari burung Phonic Palestina yang bisa mengeluarkan mereka setiap kali mereka terjatuh padanya ?. Apakah tindakan Israel ini sebagai bukti penguasaan dan kepemilikan mereka terhadap al-Quds yang teleh berlangsung selama 40 tahun tehitung sejak Mei 1967 ?. Apakah kepemilikan mereka terhadap Al-Quds merupakan salah satu proyek pemisahan bangsa Arab dari warga yahudi yang berhasil mereka raih pada perundinganya dengan penguasa Palestina saat itu ?. Hingga tidak ada lagi bangsa Arab di sana. Walau resolusi PBB menegaskan bahwa Al-Quds adalah wilayah terjajah ??.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah Israel tahu betul setelah mereka menganulir sikapnya yang “mengharamkan” keamanan dan ketentraman selama pendudukan mereka di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Ketika waktu perayaan makin dekat ke 60 tahunya penjajahan Israel di Palestina. Mereka masih mencari pengakuan dari dunia internasional. Mereka menginginkan keberadaan mereka dilegalkan walau berdiri di atas pengorbanan bangsa Palestina. Inilah alasannya kenapa mereka memaksa pasukan perlawanan untuk mengakuinya. Mereka lupa atau pura-pura lupa terhadap apa yang mereka lakukan bahwa mereka itu penjajah yang telah merampok tanah dan harta bangsa Palestina secara illegal. Wilayah mereka berdiri di atas puing-puing darah dengki kecongkakan dan rasisme.

Dari sini diketahui bahwa Israel hendak menjadikan Al-Quds sebagai satu-satunya ibu kota mereka. Penduduk asli Al-Quds mereka anggap sebagai pemukim yang numpang lewat aja. Mereka lakukan apa saja untuk bisa memisahkan warga Arab dari tanah kelahiranya. Mereka hendak meyahudikan kota Al-Quds dan agar tidak tersisa lagi identitas Arab di kota itu walau hanya berupa bangunan ataupun masjid terutama Masjid Al-Aqsha yang hamper runtuh karena digerogoti oleh penggalian di bawah dan di sekitarnya.

Semua itu menjadi bukti bahwa Israel masih terus melakukan penodaan terhadap Al-Quds. Tidak ada niat sedikitpun bagi mereka untuk berdamai dalam masalah ini. Dengan demikian Israel tidak berkepentingan melancarkan politik damai. Bahkan ia tetap ngotot untuk membungkam perlawanan Palestina maupun Libanon sebagaimana mereka lakukan dalam front “Musim Panas” berkat persetujuan dari sebagain pihak internasional.

Yang menjadi kepentingan Israel adalah bagaimana meyahudikan Al-Quds secara menyeluruh. Yang diinginkan Israel bagaimana mendamaikan bangsa Arab atas persepsi dia bukan berdasar inisiatif bangsa Arab yang pernah dilontarkan di Beirut serta dipertegas pada KTT Riyadl. Mereka justru memprofokasi dengan merampas lebih banyak lagi wilayah dan hak-hak Palestina hari demi hari. Mereka memanfaatkan kelemahan bangsa Arab dan sikap dunia internasional yang tidak sengaja ikut memperluas penjajahan dan pengakuan Israel di atas tanah jajahan mereka melalui siasat permukiman.

Inilah yang harus disikapi bangsa Arab secara seragam bahwa masalah al-Quds jangan lagi menjadi komoditi politik atau menjadi bahan saling tuding dan lepas tanggung jawab.

Bisa jadi di masa yang akan datang Al-Quds akan menghadapi ujian yang sebenarnya bagi obsesi Palestina untuk pase berikutnya. Pada pase itu Al-Quds akan menghadapi tantangan dari berbagai proyek yahudisai yang semakin berbahaya (asy)

DR. Mustafa Muhammad Al-Fa’r

Harian Hukum Yaordania

Tautan Pendek:

Copied