Infopalestina-Nablus : Gerakan perlawanan Hamas menentang aksi kelompok kudeta Fatah yang membagi-bagikan selebaran nama-nama warga Palestina yang akan ditangkap yang terdiri dari kalangan akademisi menteri aleg para dokter dan lainya.
Hamas menyebutkan daftar nama yang disebarkan kelompok dari Fatah ini akan menghancurkan secara langsung persatuan rakyat Palestina. Dan secara tidak langsung merupakan isyarat pada penjajah Israel untuk segera menangkap orang-orang yang terdapat dalam daftar tersebut.
Aksi kelompok kudeta Fatah ini juga sebagai bentuk bantuan terhadap penjajah Israel dalam menghadapi perlawanan Palestina. Gambaran sebuah kerjasama yang rapih antara Israel dan kelompok kudeta Fatah. Aksi ini jelas sebuah penghancuran terhadap semangat nasionalisme Negara disamping telah melanggar semua rambu-rambu merah Negara dengan cara-cara hina yang tidak peduli terhadap pengorbanan dan perlawanan rakyat Palestina.
Dalam pada itu Hamas mengajak presiden Palestina Mahmud Abbas dan para pemimpin Gerakan Fatah untuk mengkaji kembali langkah mereka dan menghentikan segala bentuk penganiayaan terhadap warga Palestina. Semua bentuk penganiayaan dan permusuhan terhadap warga dan lembaga masyarakat di Tepi Barat telah sampai pada tingkat di luar logika dan telah keluar dari batas toleransi yang tidak mungkin dimaafkan.
Para anggota kudeta terus menerus menabuh genderang perang serta mengobarkan kebencian permusuhan dan peperangan. Padahal berulang kali Gerakan Hamas mengajak Fatah untuk kembali bersatu.
Dalam surat penyataan Hamas kemarin (18/6) mengingatkan kelompok pengacau kudeta konsekwensi meraka atas penganiayaan terhadap para pemimpin Hamas dan jajaranya.
Harus diingat bahwa kesabaran Hamas ada batasnya. Hamas tidak mungkin diam atas kesewenang-wenangan mereka padahal Hamas mampu menghentikanya. Hamas senantiasa mengajak semua pihak untuk berdamai dan memberikan tenggang waktu bagi mereka untuk bersatu. Suatu saat Hamas akan membalas semua kejahatan mereka dengan segala cara. Saat itu semua yang terlibat atau yang hanya diam saja akan menyesal ungkap Hamas. (Asy)