Infopalestina-Gaza: Gerakan Perlawanan Islam HAMAS menegaskan bahwa kejahatan kelompok kudeta dari gerakan Fatah terutama pembunuh imam masjid al Hafidz Muhammad al Rafati “tidak akan berlalu tanpa balasan setimpal (qishash). Ini adalah janji pasti kami dan tidak akan ditarik lagi.”
Dalam pernyataan yang diterima koresponden Infopalestina Senin (11/06) Hamas mengatakan “Tidak ada celaan atas kami bagaimana kami akan mengatasi ekses dari aksi pembunuhan yang dilakukan kelompok kudeta. Karena kelompok ini telah melampaui semua garis merah dan membuka pilihan-pilihan sulit di hadapan kami apabila tidak ditegakkan atas mereka hukum Allah.”
Hamas menambahkan “Kelompok ini terus merencanakan kejahatannya sesuai agenda yang mereka rencanakan. Belum sampai kami memadamkan api mereka telah mengobarkan api yang lainnya. Mereka melakukan itu tanpa struktur yang mengaturnya tanpa moral yang mengendalikannya. Bila dibiarkan saja maka tidak ada satu wargapun yang bisa menikmati keamanan dan rasa aman. Untuk itu fenomena ini harus berakhir.”
Gerakan Hamas kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak dalam konflik dengan gerakan Fatah. “Tidak ada satupun yang diperselisihkan antara kami dengan gerakan (Fatah). Gerakan Fatah harus mengumumkan sikapnya dengan jelas terhadap para pembunuh jahat tersebut. Agar mencabut payung struktur atas mereka. Agar orang-orang bayaran itu tidak mengubah apa yang terjadi seakan ini adalah konflik antara Fatah dengan Hamas mengenai kekuasaan.”
Dalam pernyataannya ini Hamas menyerukan utusan keamanan Mesir setelah nampak jelas gambaran yang ada di hadapan mereka agar mengungkap realita yang sebenarnya di hadapan semua orang. Agar mengungkap aib kelompok yang ingin menyeret rakyat Palestina dalam kubangan darah ini. Masalahnya tidak bisa didiamkan saja.
Hamas menegaskan pentingnya sikap terang-terangan dan tegas terhadap kelompok pembunuh jahat tersebut. Pertama dari Presiden Palestina Mahmud Abbas kedua dari gerakan Fatah ketiga dari kekuatan-kekuatan Palestina dan keempat dari seluruh rakyat Palestina. “Kami katakan apakah anda menerima kelompok ini menyebar kerusakan di tanah (Palestina) dan tidak mendapatkan sanksi (hukuman)??” tanya Hamas.
Kepada seluruh rakyat Palestina Hamas menyerukan “Sudah sampai pada klimaksnya. Tidak ada lagi manfaatnya menahan diri terhadap para pembunuh tersebut. Tidak ada kesepakatan dan perjanjian. Kelompok pembunuh keji ini hanya mau melaksanakan kekejian dan pembunuhannya. Bila dibiarkan saja maka mereka akan tenggelam dan kita pun akan tenggelam bersama mereka. Oleh karena itu harus ada penegakan keadilan. Namun keadilan yang seperti apa? Keadilan Jaksa Agung ataukah keadilan Hakim Agung atau keadilan qishash? Jaksa dan Hakim Agung tidak memiliki eksistensi. Keduanya dalam tidur lelap. Tidak ada keadilan pada keduanya. Yang ada di hadapan kita adalah keadilan qishash terhadap para pembunuh dan penjahat. Tidak ada balasan atas mereka kecuali hukuman mati. Karena itulah jalan satu-satunya yang masih ada hari ini bukan saja karena tuntutan kami namun tuntuan rakyat Palestina yang telah kehilangan keamanan sejak dinas keamanan mengalami konflik pada masa mendiang Presiden Yaser Arafat dan juga pada masa Mahmud Abbas saat ini. Dan apakah kini mereka ingin konflik dengan seluruh rakyat Palestina?” (seto)