Infopalestina-Alquds: Israel menganggap Al-Quds sebagai ibu kota abadi tak terbagisementara bangsa Palestina berharap setengah dari Al-Quds bagian timur tetap menjadi ibukota Palestina sebegaimana perjanjian dengan Israel sebelum konfik di kawasan tersebut berkecamuk.
Maka pada di tengah kegembiraan yahudi tersebut dan ketika mereka mengusir tiga tentara negara Arab dari Al- mereka mengatakan telah tercapai “Janji Tuhan” dengan kembalinya mereka kepada tanah yang dijanjikan.
Menhan Israel yang pada waktu Museh Dayyan mengatakan kita telah berhasil menyatukan al-Qudsdan kita telah kembali ke tanah suci kita kita tidak akan pergi dari sini selamanya.
Selang beberapa hari dari itu Israel semakin memperluas cengkaramanya di wilayah Al-Quds dengan menggabungkan Al-Quds bagian timur ke dalam Ibu Kota Israel. Padahal undang-undang internasional dan resolui PBB siapapun tidak boleh merubah status tanah tersebut.
Pemerintah Israel menjamin tidak akan ada yang berani lagi berkuasa di wilayah tesebut. Maka mereka pun berusaha agar jumlah warga Palestina di sana semakin sedikit dan agar kebanyakan dari mereka enggan untuk pulang kembali tanah airnya dulu. Lalu mereka juga menambah jumlah yahudi melalui program permukiman.
Bangsa Palestina yang mendiami al-Quds mendapat perlakukan istimewa daripada penduduk Palestina yang lain yang tinggal di Tepi Barat maupun Jalur Gaza. Akan tetapi mereka tidak menmdapatkan hak-haknya sebagaimana dimiliki oleh warga Israel.
Setelah 40 tahun berlalu Al-Quds timur yang disebut Palestina sebagai ibukota negaranya kini sudah dikelilingi oleh permukiman Israel. Palestina khawatir hal itu akan menjadikan Al-Quds Timur benar-benar terisolasi dari Tepi Barat selamanya.
Organisai “Perdamaian Sekarang” yang menolak keberadaan permukiman Israel menyebutkan 04% penduduk Yahudi di Al-Quds atau sekitar 200.000 jiwa mendirikan bangunanya di luar garis hijau lama memasuki wilayah yang tadinya didiami Palestina.
Sementara itu tembok rasial yang didirikan Israel untuk mengamankan dari upaya penyusupan orang-orang yang mereka sebut sebagai pasukan bom “bunuh diri” melindngi 88 ribu pemukim yahudi akan tetapi lebih dari 55 ribu Palestina yang diwajibkan membayar pajak pada Israel mendiami perkampungan-perkampungan di sekitar Al-Quds mereka bersikap diskrimnasi terhadap warga Palestina.
Sementara itu mantan penasehat distrik Al-Quds Meir Galiet mengatakan sepertiga dari penduduk Palestina atau sekitar 07 % dari mereka hidup dalam kemiskinan. Akan tetapi pemerintah Israel tidak mendata mereka kecuali hanya sebagian kecil saja.
Kemudian ia menyebutkan bangsawarga Palestina dihadapkan pada sulitnya mendapatkan izin untuk mendirikan bangunan yang diberikan tiap Israel Oleh karena itu sekitar 150 rumah di AL-Quds didirikan tanpa izin Israel.
Di pihak lain Profesor rami Nashrullah mengatakan al-Quds tidak mungkin jadi Ibu bagi Palestina ataupun Israel karena kota tersebut dipenuhi oleh orang-orang miskin. Mereka menyebar di sepanjang puluhan kilometer perbatasan Al-Quds.
Di samping itu Israel juga menerapkan peraturan yang ketat bagi pengunjung Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama Ummat Islam dan al-Haram ketiga setelah Makkah dan Madinah. Bagi yang tinggal di luar Al-Quds tidak mungkin sampai ke AL-Quds tanpa izin khusus dari pemerintah Israel.
Saat ini Al-Quds dihuni oleh 720.000 jiwa (542.000 bangsa Arab dan 574.000 yahudi) akan tetapi pertumbuhan jumlah lebih banyak bangsa Arab. Suatu saat Israel akan ketinggalan oleh Palestina.
Sebagaimana diungkapkan Lembaga Riset Israel di Al-Quds menyebutkan pada tahun 2035 diperkirakan penduduk Palestin akan mencapai 50 %nya dilihat dari lambatnya pertumbuhan penduduk Israel.
(asy)