Mon 5-May-2025

Israel Eksploitasi dan Pekerjakan Tahanan untuk Kepentingan Perusahaan Pemerintah

Selasa 29-Mei-2007

Infopalestina-Nablus: Sebuah riset yang dilakukan seorang peneliti Palestina Munkidz Abu Athwan mengungkap adanya prosedur sanksi paksa yang digunakan otoritas penjara Zionis Israel. Yaitu dengan memaksa para tahanan Palestina untuk bekerja di dalam tahanan dan penjara.

Riset yang dilakukan pada 10 Oktober 2005 hingga Mei 2005 di sejumlah kota Tepi Barat ini menunjukan sejauh mana “kemerosotan kemanusiaan” Israel dalam memperlakukan tahanan Palestina dengan mepekerjakan mereka untuk kepentingan perusahaan-perusahaan khusus pemerintah Israel.

Perbudakan dan Eksploitasi

Dalam pernyataan khusus kepada kantor berita aljazeera Rabu (25/04) Abu Athwan – yang bekerja di departemen urusan tahanan Palestina – mengatakan bahwa riset ini terfokus pada praktek eksploitasi dan perbudakan para pekerja di penjara Zionis Israel antara tahun 1967 dan 1980. Dia menegaskan penjara yang menjadi focus risetnya adalah penjara pusat dan utama yang menjadi rujukan masa itu. Seperti penjara Nablus Lama penjara pusat Hebron penjara Tulkarem dan Beer Sheba.

Abu Athwan menjelaskan para tahanan dipaksa untuk bekerja secara hina dan terbuka tanpa mendapatkan imbalan kecuali sepotong rokok atau makanan. “Mereka dipekerjakan untuk pembangunan membuat rantai kendaraan membuat tank dan fasilitas militer lainnya. Mereka benar-benar mengalami eksploitasi dan perbudakan” imbuhnya.

Kesulitan yang dihadapi Abu Athwan dalam risetnya sebagaimana dia tegaskan kepada aljazeera adalah karena riset ini dilakukan atas usaha dan dana pribadi. Selain tidak-adanya alat transportasi antar kota karena adalah perlintasan-perlintasan militer (check point) Israel yang tersebar di seluruh wilayah Tepi Barat dan juga diharuskannya memiliki ijin khusus untuk melewati perlintasan. Masalah yang lain adalah sulitnya menemukan tahanan yang dipenjara selama kurun waktu tersebut.

Abu Athwan menjelaskan bahwa risetnya ini lebih konsen untuk mengungkap factor-faktor dan sebab-sebab yang mendorong terjadinya eksploitasi para tahanan Palestina yang dipaksa bekerja di dalam penjara tersebut. Dia mengatakan “Penjara penjajah Israel mepekerjakan para tahanan Palestina bukan bertujuan untuk memperbaiki mereka sebagaimana penjara-penjara yang ada di dunia.” Dia menambahkan “Para tahanan Palestina tidak mengalami penderitaan bukan karena kejahatan yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Namun lebih karena mereka adalah para pejuang yang memperjuangan hak mereka.”

Abu Athwan mengisyaratkan “Penjara-penjaraIsrael sengaja mengumpat para tahanan yang mereka pekerjakan dengan kalimat-kalimat menjijikan dan tidak pantas. Mereka dipaksa meneriakan yel-yel untuk Zionis Israel dan perbudakan. Mereka harus memanggil para penjaga penjara dengan sebutan “tuanku”.

Empat Batang Rokok

Mantan tahanan Palestina dari kta Nablus Shadiq Faishal yang ditahan dalam penjara Israel antara tahun 1971 dan 1984 menggambarkan bahwa kerja paksa di dalam penjara Israel adalah bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap para tahanan. “Tujuannya bukan untuk memperbaiki tahanan sebagaimana yang mereka klaim” tegasnya.

Kepada aljazeera Shadiq mengatakan “Kami bekerja di pabrik penjaitan baju di penjara Nablus Lama. Kami mengalami tekanan dan perlakukan sangat buruk setiap hari. Kami selalu diawasi penjaga penjara. Pekerjaan itu besifat wajib dan perbudakan.”

Shodiq menambahkan “Kami dipaksa kerja dengan imbalan 4 batang rokok. Ada juga upaya-upaya untuk membuat para tahanan putus asa dari para penjaga penjara untuk menjatuhkan para tahanan dan mempekerjakan mereka sebagai antek mata-mata.”

Dia menegaskan “Ada para tahanan yang menolak bekerja. Maka mereka mengalami perlakukan sangat buruk. Tidak boleh menerima kunjungan dan diisolasi dalam sel khusus. Tidak boleh makan dan minum.”

Menanggapi terungkapnya kasus ini Ketua International Solidarity Organization di Nablus Faris Abu Hasan mengecam tindakan Israel tersebut. Dia menegaskan apa yang dilakukan penjajah Israel tersebut bertentangan dengan seluruh konvensi dan kesepakatan internasional tentang hak asasi manusia juga bertentangan dengan konvensi Jenewa IV.

Dalam pernyataan khusus kepada aljazeera Abu Hasan menjelaskan bahwa tujuan Israel mempekerjakan para tahanan bukan untuk memperbaiki mereka. Namun untuk memprovokasi dan menundukan mereka agar patuh menjadi agen mata-mata intelijen Zionis Israel. (seto)

Tautan Pendek:

Copied