Infopalestina-Alquds: Mendekati berakhirnya pemerintahan mandataris Inggris di Palestina eskalasi aksi-aksi kejahatan dan teror yang dilakukan geng-geng Zionis terus meningkat. Terutama pada bulan April 1948 tidak saja sekadar aksi kecil-kecilan seperti pada bulan-bulan sebelumnya. Namun mulai melakukan pendudukan tanah dan mengusir warga Palestina dari rumah-rumah mereka.
Aksi teror geng-geng Zionis tersebut tidak bisa dilepaskan dari dampak keputusan PBB dan negara-negara lain atas pembagian wilayah Palestina. Aksi terror tersebut dibarengi dengan sejumlah aksi pembantaian biadab seperti pembantaian Deor Yason yang sangat terkenal. Tujuanya adalah untuk mengitimidasi dan meneror warga sipil dan memaksa mereka hengkang meninggalkan tanah dan kampung halaman mereka untuk mengungsi ke luar.
Berikut ini adalah paparan penting aksi-aksi kejahatan geng-geng teroris Zionis Israel yang dilakukan para bulan-bulan terakhir menjelang berakhirnya pemerintahan mandataris Inggris di Palestina yang berakibat pada terjadi nakba (tragedy) kemanusiaan di Palestina dan pendudukan sebagian penting wilayah Palestina oleh penjajah Zionis Israel pada 15 April 1948.
Konfrontasi di Luar dan Teror di Dalam
Agresi dan pembantaian yang dilakukan Zionis
Berdasarkan perkembangan ini Zionis
Koamndan pasukan Zionis Israel kala itu David Bin Gorion yang menjadi PM Israel pertama menjelaskan akibat dari serangan yang dilakukan Zionis Israel terebut dengan mengatakan “Aksi (Dalit Plan) ini telah membersihkan jalan menuju Jerusalem pada awal April Jerusalem (Barat) kembali berhasil diduduki hampir seluruhnya. Mengusir banteng-bateng dari
Dengan ini Zionis
Pembantaian Deir Yasin
Dalam waktu yang sama sebagai bagian dari rencana serangan umum
Aksi pembantaian yang dilakukan geng-geng Zionis Yahudi ini merupakan bagian dari rencana agency-agency Yahudi yang mereka buat jauh sebelum pelaksanaan pembantaian Deir Yasin. Mereka telah menetapkan bulan April sebagai waktu pelaksanaan yaitu sebulan sebelum berakhir pemerintahan mandataris Inggris berupa siasaat brutal untuk mengintimidasi warga sipil Palestina dan memaksa mereka untuk hengkang dari tanah dan rumah-rumah mereka sendiri setelah mereka ketakutan karena mereka terancam.
Bila orang-orang Yahudi seperti penulis Israel John Kimhi menganggap pembantaian Deir Yasin sebagai “pendiskriditan telanjang paling biadab” dalam sejarah mereka maka para pemimpin mereka yang berlumuran darah menyebutnya sebagai kemenangan yang melempangkan jalan pendirian entitas Zionis Israel. Menachem Begin yang memimpin pembantaian Deir Yasin mengatakan “kalaulah tidak kemenangan dalam Deir Yasin tentulah tidak ada yang namanya negara (entitas
Penjajah Zionis dan Nakhba
Pembantaian Deir Yasin bukan satu-satunya peristiwa yang membuat miris dan mengerikan bagi rakyat Palestina sehingga mendong mereka untuk lari meninggalkan tanah air kampung kelahiran mereka. Namun ada dua pembantaian lain yang menyusul pembantaian Deir Yasin pada 10 April 1948 di wilayah utara Palestina. Kaum teroris Zionis memilih dua desa Beit al Khuri dan Nashruddin. Kedua desa ini terletak dengan Tiberias. Meskipun jumlah korban dalam dua pembantaian ini lebih sedikit dibandingkan dengan pembantaian Deir Yasin namun korban mencapai 60% dari total warga di kedua desa tersebut.
Sebagai hasil dari serangan-serangan agresi Zionis
Sebagaimana pendudukan tanah Palestina 59 tahun lalu oleh geng-geng Zionis Yahudi dengan menggunakan kekuatan di bawah persetujuan dan restu Inggris secara terang-terangan dan ketidakmampuan bangsa-bangsa maka mengembalikannya tidak bisa dilakukan kecuali dengan cara yang sama melalui tangan-tangan pejuang perlawanan. Tanpa harus tunduk kepada kompromi hina yang ingin mengakui eksistensi penjajah dan menyerah pada perkara realitas dengan mengorbankan hak-hak dan prinsip-prinsip (bangsa Palestina). (pic/seto)